Gayatri Rajapatni, Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit
Tugas seorang bermoral adalah mengenali suatu tujuan yang mulia dan setia pada tujuan tersebut. [Gayatri Rajapatni]
Arak-arakan
menyambut Pangeran Wijaya dan pasukannya memasuki batas kota, mereka
disambut oleh para menteri Jayakatwang dan diantarkan ke Daha, ibukota
Kediri. Sementara itu di bangsal perempuan Keraton Kediri, Gayatri yang
mendengar kedatangan Pangeran Wijaya untuk menyerahkan diri; penasaran
dengan rencana apa yang akan dilakukan oleh kakak iparnya. Ia menerobos
kerumunan warga di bibir jalan dan berdiri di deretan depan menunggu
lewatnya perarakan.
Pangeran
Wijaya yang tampan melangkah gagah, mengedarkan pandangan menyapu ke
segala penjuru hingga hinggap pada sepasang mata belia yang juga sedang
memandanginya. Mata mereka beradu sepersekian detik hadirkan seulas
senyum di bibir Pangeran Wijaya, kini ia yakin adik iparnya Putri
Gayatri selamat dari pertikaian di Singhasari. Tanpa mereka sadari,
sebuah harapan diam-diam terajut di antara dua hati. Harapan yang
bangkitkan gairah seiring datangnya sebuah pesan yang disampaikan
pengawal Pangeran Wijaya dan menggetarkan sanubari Gayatri seperti yang
dituliskan kembali dalam buku hariannya:
“Katakan
kepada Putri agar jangan putus asa. Kakak sulungnya selamat dan kini
tinggal di penampungan sementara kami di Madura. Kita harus tetap tenang
sampai bisa kembali membangun kekuatan dan merebut kembali kerajaan.
Untuk saat ini, biarkan Putri Gayatri, tinggal di sini sampai kami bisa
menyelamatkan dan membawanya ke pangkuan sang Pangeran”
Asa perlahan bersemi dalam diri
Gayatri untuk membangun kembali cita-cita sang ayahanda mewujudkan
sebuah kerajaan pemersatu Nusantara. Dyah Dewi Gayatri Kumara Rajassa,
putri bungsu dari empat orang anak perempuan Krtanagara, Raja Agung
Singhasari. Gayatri yang dekat dengan sang ayah, sejak usia lima belas
tahun menaruh minat yang tinggi pada tata negara, hukum, agama, teater
dan yoga; sehingga sering menjadi teman diskusi raja membahas
kelangsungan negara. Gayatri selamat dari penyerangan besar-besaran yang
dilakukan oleh pasukan Jayakatwang dari Kerajaan Kediri ke Singhasari
pada 1292 yang menewaskan ayahanda dan ibundanya. Kakak sulungnya
Tribhuwana, istri dari Pangeran Wijaya kabur dari istana menyusul
suaminya ke medan laga sedang dua kakaknya yang lain Mahadewi istri
Pangeran Ardaraja putera Jayakatwang dan Jayendradewi dijadikan sandera
dan dibawa ke Kediri.
Ketika
istana Singhasari diserang oleh pasukan Kediri, Gayatri sedang asik
belajar di kamar belakang sehingga luput dari pembantaian. Untuk
menyamarkan dirinya Gayatri berganti nama menjadi Ratna Sutawan,
menanggalkan baju kebesaran istana dan berpura-pura menjadi puteri
pegawai rendahan keraton. Bersama Sodrakara pengasuhnya, mereka ikut
diboyong ke Kediri menjadi tawanan dan ditempatkan di bangsal perempuan
Keraton Kediri. Sebelum meninggalkan istana, ia meminta ijin kepada
Sodrakara agar diantarkan melihat jasad orang tuanya untuk memberi
sembah terakhirnya.
Ia
raih tangan ayahnya yang dingin dan bersumpah akan mengabdikan diri
untuk mengenangnya dan merawat apa yang telah diwariskannya. Sejenak
kepedihan yang dalam menguasai dirinya, setelah itu ketakutan. Bagaimana
ia bisa bertahan hidup seorang diri?
Sejak
pertemuannya kembali dengan Pangeran Wijaya, mereka menyusun rencana
untuk membangun kembali sebuah dinasti baru dengan seorang pemimpin baru
yang tetap mengusung visi Krtanagara untuk mempersatukan
kerajaan-kerajaan di Jawa lewat pertemuan rahasia di Daha, Kediri. Di
hutan Tarik, Pangeran Wijaya mulai menyusun strategi dan membangun basis
Majapahit dengan bantuan sekutunya dari Madura. Mereka mempersiapkan
penyerangan ke Kediri dengan bersekutu dengan pasukan Cina Mongol yang
mendarat di Jawa pada 28 Maret 1293. Kediri akhirnya ditaklukkan pada 29
April 1293, Gayatri pun diselamatkan oleh Wijaya dan dibawa ke
Majapahit. Beberapa minggu setelah dinobatkan menjadi raja Majapahit,
Wijaya yang bergelar Krtarajasa Jayawardhana mempersunting Gayatri dan
menganugerahinya gelar Rajapatni, Pendamping Raja.
Suasana
negeri perlahan menjadi kondusif, Wijaya dan Gayatri bahu membahu
membangun kerajaan baru Majapahit yang wilayahnya meliputi Kediri,
Madura, Singhasari dengan ibukota Majapahit. Perhatian mereka tertuju
pada kesejahteraan rakyat, memulihkan hubungan kebudayaan dan ekonomi
dengan negeri jiran seperti India dan Cina. Gayatri yang cerdas nan
bijaksana, menjadi penasihat dan pendamping raja yang senantiasa
memberikan pandangan baru kepada Wijaya
Gayatri
atau Rajapatni, adalah yang termuda dan tercantik diantara mereka,
laksana mutiara cemerlang yang menarik cinta dan simpati semua orang.
Hubungannya dengan sang raja laksana Uma dan dewa Shiwa. Ia melahirkan
dua puteri, yang tak lain adalah muara kebahagiaan.
Sayang
kebahagiaan mereka tak bertahan lama, awan duka menyelimuti Majapahit.
Wijaya mendadak menghadap sang Budha di usia 46 tahun karena penyakit
tumor ganas yang menyerangnya. Karena ketiadaan putera dari Gayatri,
sebagai pengganti Wijaya, Jayanagara puteranya dari Dara Petek, puteri
Melayu yang tak pernah diakui sebagai ratu diangkat menjadi raja.
Jayanegara yang masih muda, berusia 16 tahun dengan watak yang keras
memerintah tanpa memperhatikan aspirasi rakyatnya. Selama pemerintahan
Jayanagara terjadi banyak pemberontakan, namun berhasil ditumpasnya
dengan tangan besi dan terjun langsung ke medan perang. Pada masa
pemerintahannya Jayanagara membentuk pengawal elit istana dimana salah
seorang perwira seniornya berasal dari rakyat biasa. Karena jasanya
dalam menumpas pemberontakan di kalangan istana, Gadjah Mada sang
perwira senior ini mendapat kepercayaan raja dan karirnya pun menanjak tajam.
Gayatri
yang pandai membaca karakter, mamahami bahwa kapasitas intelektual
seseorang lebih penting untuk dinilai daripada asal-usul kelas
sosialnya. Di mata Gayatri, Gadjah Mada yang cerdas dan menaruh minat
pada seni pemerintahan; membuatnya terkesan. Tanpa sepengetahuan raja,
diam-diam Gayatri mendekati Gadjah Mada, membuatnya merasa nyaman untuk
menjalin komunikasi dengannya dan kedua putrinya. Gayatri terpanggil
untuk menempa dan membimbing Gadjah Mada yang dikuasai jiwa muda yang
menggebu-gebu. Perlahan Gayatri mulai mengendalikan dan menyusupkan
doktrin ideologi serta kebijakannya ke dalam diri perwira muda yang
gagah berani dengan pendekatan kekeluargaan tanpa disadari oleh Gadjah
Mada.
Hubungan
yang tidak harmonis antara Gayatri dan Jayanagara kian meruncing saat
Jayanagara memaksa ingin menikahi dua adik tirinya, putri Gayatri dan
Wijaya. Gayatri menggunakan pengaruhnya dan bersekongkol dengan Gadjah
Mada untuk mengenyahkan Jayanagara. Dengan memanfaatkan konflik dan
selisih paham yang terjadi diantara penghuni istana, Gadjah Mada
mengatur siasat untuk menghilangkan raja tanpa menggunakan tangannya.
Sebuah kebijakan yang sebenarnya memberatkan hati Gayatri yang sempat
dibayangi rasa bersalah, namun harus dilakukan. Lewat sebuah operasi
tumor yang gagal, Jayanagara dihabisi oleh sahabatnya Tancha ahli bedah
yang tersulut emosinya karena berita perselingkuhan raja dengan istrinya
yang disampaikan oleh Gadjah Mada.
Sudah
menjadi kehendak Rajapatni yang agung bahwa mereka harus menjadi
pemimpin besar dunia, yang tiada tandingan. Puteri, menantu dan cucunya
menjadi raja dan ratu. Dialah yang menjadikan mereka penguasa dan
mengawasi semua tindak-tanduk mereka.
Sepeninggal
Jayanagara, Gayatri mengangkat putrinya Tribhuwana menjadi penguasa
Majapahit. Darinya lahir putera mahkota Hayam Wuruk, lelaki pertama
penguasa Singhasari dan Majapahit setelah kakeknya Krtanagara. Seiring
dengan pergeseran singgasana, Gadjah Mada pun diangkat menjadi Mahapati
Majapahit. Berkat kepiawaian Gadjah Mada yang menjadi utusan Majapahit
dalam bernegosiasi, Bali pun berhasil melebur ke dalam wilayah kekuasaan
Majapahit. Menjelang usia senja, ada kekhawatiran Gayatri dengan sikap
keras kepala, agresif dan ketidaksabaran yang menggebu-gebut dalam diri
sang Mahapatih bila tak ada yang bisa meredam dan mengimbanginya,
terlebih jika dirinya telah tiada.
Sebelum tutup usia, Gayatri telah memikirkan langkah-langkah apa yang
perlu dipersiapkan demi kelanjutan pemerintahan di Majapahit. Kepada
putrinya Tribhuwana dan Gadjah Mada dia menyarankan untuk membentuk
dewan penasihat baru bagi putera mahkota, pemimpin masa depan.
Mengusulkan kepada kedua putri dan menantunya untuk membentuk dewan
keluarga yang akan membimbing dan membantu Hayam Wuruk memahami seluk
beluk kehormatan dinasti. Menyarankan Gadjah Mada untuk pensiun sebagai
Mahapati saat Hayam Wuruk berusia 21 tahun dan memintanya membantu
mencari dan membina calon penerus yang cakap dalam periode lima tahun
mendatang.
Gayatri Rajapatni, Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit,
sebuah novel sejarah Majapahit yang dituturkan dengan bahasa yang mudah
dimengerti dan tak membosankan karya Prof. Earl Drake, mantan Duta
Besar Kanada untuk Indonesia (1982-1983). Gayatri Rajapatni, perempuan
ningrat yang bersahaja dan rendah hati yang lebih banyak berada di
belakang layar. Namanya tak banyak diangkat sehingga kurang bahkan tak
dikenal dalam catatan perjalanan sejarah bangsa ini. Dialah pemberi
inspirasi, penasehat dan guru spiritual bagi para pemimpin Majapahit.
Dan dari tangannyalah lahir para pemimpin Majapahit yang tangguh.
Gayatri
meninggal dengan tenang pada 1350 di usia 76 tahun sejalan dengan
rencananya, di saat sang putri Tribhuwana turun dari singgasana dan
menyerahkan kekuasaan kepada putera mahkota Hayam Wuruk.
Jiwaku
kini tentram, aku bahagia menyaksikan negeri tercinta memasuki era
perdamaian, kemakmuran dan pesatnya kebudayaan. Tapi janganlah terlena
dengan keberlimpahan masa kini sehingga mengabaikan tugas dan tanggung
jawab rohani. Mereka yang bergelimang kemewahan mungkin bakal lupa bahwa
dunia yang mereka tempati adalah fana dan senantiasa dirongrong
pertarungan antara “pengawal kebajikan” dan “utusan iblis”….Aku
mendoakan agar para penguasa sanggup menjadi teladan yang arif dengan
menyebarkan welas kasih untuk semua makhluk dan mendorong pengkhayatan
akan nilai-nilai abadi.
Kejayaan
Majapahit berakhir pada 1389 seiring perebutan kekuasaan pasca kematian
Hayam Wuruk karena ketiadaan penerus tahta yang jelas.pos on yudhaputra""
Tidak ada komentar :
Posting Komentar