Kesaktian Pusaka Langka Keris Dapur Pasopati |
Dalam cerita sejarah keris jenis dapur pasopati sangat terkenal di era jaman purwacarita, sebagai pusaka keris sakti yang di punyai ksatria penengah pandawa yaitu Raden Arjuna. Dan pada era sejarah perkerisan/tosan aji di nusantara ,jenis dapur ini sudah ada sejak jaman kerajaan majapahit. Dengan bentuk dapur lurus . dapur keris pasopati termasuk jenis dapur langka, ada beberapa jenis dapur langka salah satunya yaitu, dapur keris karno tinanding dan beberapa jenis nama lagi (maaf)lupa.
Maka dari itu keris jenis ini sangat di buru karna daya kesaktiannya , bagi
pemerhati dan pecinta tosan aji, dapur pasopati adalah jenis dapur yang serba
guna. Dari itu berhati hatilah jika saudara – saudara ingin memiliki pusaka
jenis ini, banyak penipuan ; karena dr jenis langka dan banyak di buru banyak
yang membuat rekan atau imitasi . (fahami dan teliti )
Keris Dapur Pasopati |
Keris Pasopati Tuah; Pamor Pedaringan Kebak ini ditinjau dari gambaran motifnya sangat mirip dengan pamor wos wutah. Ditinjau dari sudut arti namanya pun ada kaitannya. Wos Wutah artinya Beras Tumpah, sedangkan Pedaringan Kebak artinya Peti Beras yang penuh. Kata “pedaringan” artinya peti beras. Dulu, orang Jawa umumnya menyimpan beras dalam sebuah peti besar terbuat dari kayu. Dari segi bentuk gambaran pamornya, pedaringan kebak lebih ruwet dibandingkan dengan bentuk gambaran pamor wos wutah. Pamor ini boleh dikatakan menempati hampir seluruh permukaan bilah keris, tidak mengelompok menjadi beberapa bagian. Sedangkan tuahnya lebih kurang sama dengan tuah pamor wos wutah hanya lebih kuat pamor ini. yaitu ketentraman rumah tangga, karier, memudahkan datangnya rezeki, dan juga sebagai penolak bencana. Pamor ini tidak pemilih, artinya siapa saja cocok memilik keris dengan pamor ini.
Keris’ juga
diciptakan dengan grand design sempurna dan agung; divisualkan pada motif pamor
berkaitan dengan tujuan esoteriknya (tuah). Simbol-simbol senirupa ”pamor” itu
tergolong dalam 5 kelompok; yang diekspresikan dalam media sebidang bilah
keris, sesuai ’chandra manusia' dengan pemahaman unsur (anasir) tubuh manusia
dan semesta (pandangan Kejawen); antara lain :
1. Jika
pemantraan keris ditujukan untuk kerejekian, pergaulan, dikasihi, kejayaan,
kemakmuran, keduniawian atau kehidupan lahiriah lainnya maka motif pamornya
ditata berbentuk meliuk-liuk dan berpusar-pusar dilambangkan sesuai karakter
”tirta” (unsur air).
2.
Konfigurasi pamor bergaris-garis seperti lidi berjajar dianggap sebagai
simbolisasi penyapu bencana, penolak bala, penolak segala kelicikan, santet dan
perlakuan jahat baik secara fisik maupun maya. Serta merupakan simbol
kebijaksanaan. Konfigurasi garis-garis tergolong dalam sebutan pamor singkir
dan pamor hadeg. Karakter yang tegar ini dilambangkan kekuatan 'bayu' (unsur
angin) yang sanggup menyapu segalanya, menerbangkan debu, dedaunan, bahkan atap
dengan tidak tampak namun tetap dapat dirasakan keberadaannya.
3. Pamor
rekayasa (dirancang atau pamor rekan) berbentuk motif daun palem, daun genduru,
sekar-sekaran, lebih spesifik untuk tuah kejayaan, martabat, kekuasaan,
kederajatan pemiliknya. Konfigurasi ini coraknya berjuntai keatas seperti
karakter dari kobaran 'agni' (unsur api). Tetap dalam lingkup sebagai
representasi alam, contohnya pamor Ron Genduru, Blarak Sinered, Sekar Lampes,
Sekar Pala, Sekar Kopi, Mayang Mekar, Pari Sa’uli, dlsb.
4.
Kesentosaan juga disimbolkan dengan adanya keris polos tanpa pamor (disebut :
keleng) mengibaratkan dalam diri manusia memiliki jiwa pengabdian yang tulus.
Keris keleng biasanya dibuat oleh sang empu untuk kebutuhan ketentraman,
orang-orang spiritual, pembela kejujuran dan sifat-sifat kesentosaan lainnya.
Karakter unsur 'bantolo' atau 'bumi' disimbolisasikan dengan keris keleng tanpa
pamor itu.
5. Bahwa
kemanunggalan ’aku’ atau pancer-nya ditengah saudara empat atau sedulur papat
yang dalam proses spiritual adalah tahap transcendental, tercapainya
kemanunggalan dalam ruang bapa angkasa dan ibu bumi ditengah kiblat
timur-selatan-barat-utara dalam ’aku jagad’(6), sanggup melahirkan kekuatan
dahsyat dalam perwujudan goresan ’rajah’. Pamor rajah diciptakan oleh empu yang
sakti dengan tujuan tertentu. Hingga saat ini, hanya beberapa bentuk pamor
rajah pada keris yang bisa dimengerti seperti rajah ‘batu lapak’ memiliki tuah
si pemilik dapat menghilang, lolos dari tembakan, kebal peluru, tidak tampak
walaupun di depan mata musuh, dlsb; serta rajah 'pilulut' untuk kasengseman,
pelet, kebahagiaan seksual, dlsb, ada pula rajah Alif, kalacakra dlsb, masih
banyak bentuk rajah yang lain seperti ekspresi abstrak dari sang empu yang
sulit diselami maknanya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar