Rabu, 04 Desember 2013

PUISI


Puisi Buat Bonda

Dalam hati pernah bercerita.
Berkata tentang kita.
Tentang susah senang hidup kita.
Tentang pahit getir perjalanan kita.
Bonda,
Jika dahulu aku buntu.
Jika dahulu aku runsing.
Dan jika dahulu aku buta.
Doa mu masih tak jemu menyusurku.
Bonda,
Biar merpati beralih arah.
Mendung timbul di celahan kaca.
Hujan turun di kutub utara.
Kau insan terindah figura dunia.
Warna memori.
Adakala terluka dan terhiris.
Tiada ku kecil dan tiada ku besar.
Dan bila sang hitam menjelma.
Wajah mu sering bermain di kotak mindaku.
Hingga terbawa di buai lena maya.
Bonda,
Katakan lah apa saja.
Lautan merah aku renangi.
Gunung tertinggi aku daki.
Si pelangi aku cari.
Setia ku tak kan pudar.
Walau datang ribut melanda.
Bonda,
Jika aku pergi dulu.
Jangan ditangisi semua itu.
Tidak ku sanggup melihat dirimu berduka lagi.
Akan ku kenang peristiwa semalam.
Mencintai mu adalah perkara teristimewa.
Buatku bonda.

Sajak: Kain Buruk Ayah


Kain buruk ayah kalau tiada segala buat
menjadi payah jangan sekali-kali diserah nanti hati ayah jadi parah
Ke danau buat basahan
kalau di kepala jadi lilitan
berteleku di surau menyembah Tuhan
dingin malam menyelimuti badan
Jangan diserah kain buruk ayah itu
biar rabak, putus benang beribu
biar renyuk, kedut berdebu
tiada sehari hati ayah jadi sebu
Kain buruk ayahku
kusam dan masam berbau
hari-hari dibasuh ibu
kasih mereka menjadi jitu
Kain buruk ayah kini tiada
sejak ayah emak pergi berdua
kurang sejengkal masih tinggal di beranda
kekal di situ menjadi tanda


Tidak ada komentar :

Posting Komentar